Gejolak harap dan putus asa terus tumbuh
tanpa perlu disemai.
Dan disinilah masalahnya, saat do’a-do’a
panjang mulai memendek lantas enggan. Saat semangat meluap lalu meriak lantas
hening. Saat usaha memuncak lalu menurun lantas diam. Batu. Sepi. Pupus. Aku
selalu ingin memiliki percaya, tapi selalu mulai kehilangan percaya. Aku benci
tak percaya. Bagaimana ini?
Lama sekali. Aku lelah menanti.
Aku jenuh, sungguh.
Aku tahu wajah bulan itu bopeng, tapi bulan
tentu jauh lebih tahu bopeng wajahku dengan sorot cahayanya.
Aku tahu menangis diam-diam di bawah hujan
betapa menipunya, tapi betapa tegas rasa tawar air hujan dengan air mata yang
mengasin?
Aku tahu banyak hal, tapi betapa banyak hal
yang kutahu itu jauh lebih tahu sebatas mana aku tahu tentang mereka. aku tahu
tentang kamu, tapi kamu jua yang merasai sejauh mana aku mengetahui tentang
kamu.
jangan sediiih, ada akyuu disini...
BalasHapushehe
bagaiamana bisa melabuhkan sedih, lha lulu aja msh suka nangis. hwahaha
BalasHapus