Ini cuplikan pagiku beberapa kali pagi yang
lampau. 100 meter dari rumah, tepat samping kanan jalan. Entah karena kualitas
kamera yang rendah atau bisa jadi kualitasku sebagai fotografer amatiran, yang
pasti, inilah ilalang yang tertangkap blitz kamera.
Aku datang menempel senyum, di bibirku.
Berharap aku beruntung, menangkap
keindahanmu.
Ada beberapa mata dengan alis bermakna
heran.
Bertemu tubuhku yang ramai menggugurkan
embun.
Aku hanya mau beruntung, menangkap
keindahanmu.
Sepagi ini, aku membawa kamera.
Jeprat-jepret, jelek-delete, bagus-save,
low bat-tit tit tiiit- padam.
Hah… imperata cylindrica, itu mata mata
yang melihat ke arah kita bukan seperti aku takjub padamu, hanya heran dan
mungkin sedikit bahagia, melihat aku yang melihat padamu dengan senyum dan
kamera di tangan, sepertinya mjd
bahan yang asyik untuk membuka obrolan pagi bersama
segelas kopi tubruk di rumah mereka masing-masing.